Tuesday, October 06, 2009

Muqoddimah Kajian Tafsir dan Biografi Singkat Imam Ibn Katsir bag. 1

Alhamdulillah, akhirnya bisa kita mulai juga aktivitas KajianOnline.com ini. Sebagaimana disinggung dalam about site ini, kami akan menyajikan tulisan-tulisan artikel ilmiah kepada pembaca. Dan kali ini penulis sendiri akan membawahi bagian kajian Tafsir, yang akan membahas kitab “Tafsir al-Quran al-Azhiem” karangan Imam Ibn Katsir. Dalam hal ini penulis memakai kitab terbitan Maktabah Taufiqiyyah, terdiri dari 8 jilid judul yang dijadikan 4 jilid kitab. Kitab Ibn Katsir ini sendiri, dita’liq atau diberi catatan (takhrij ayat, takhrij hadits, dll) oleh Nashiruddin al-Albani.

Sebelum kita membahas apa saja yang ada di dalam kitab tersebut, alangkah lebih baiknya kita mengenal dulu siapa dan bagaimana pengarang kitab ini. Maka, mari kita lihat seperti apa biografi Imam Tafsir, yang kitabnya dianggap sebagai kitab tafsir bil ma’tsur terpopuler.

Imam Ibn Katsir:

Nama, Keturunan dan Kelahiran;

Beliau adalah sorang al-Hafiz, yang diambil fatwanya, seorang Guru Hadits, Sejarawan, yang dapat dipercaya perkataannya, sebagai seorang tiang agama, yaitu Abu al-Fida Ismail bin Umar bin Katsir bin Dhau bin Katsir al-Quraisyi (suku Quraisy) ad-Dimasyqi (orang Damaskus, Suriah) asy-Syafii (bermazhab fiqih Syafii).

Dilahirkan pada tahun 701 H/1306 M (menurut pendapat terkuat) di sebuah desa bernama Majdal, Damaskus. Ibunya juga berasal dari desa yang sama. Sementara ayahnya meninggal di desa yang sama di tahun 703 H, atau dua tahun setelah beliau lahir.

Imam Ibn Katsir tumbuh di kota Dimasyq (Irak) di bawah pemerintahan Daulah Mamalik. Pada saat itu beliau juga menjadi saksi penyerangan Tartar, yang membunuh jutaan orang. Beliau juga menyaksikan perang Salib dan beragam silih ganti kekuasaan Sultan dan Umara. Akan tetapi, meski di tengah kecamuk perebutan kekuasaan dan perang, pada masa ini pula dicatat sebagai sebuah tahun gerakan ilmu pengetahuan, di mana pada saat itu tampak dari banyaknya sekolah-sekolah, dan gerakan penulisan buku-buku, yang dimulai sejak abad ke 6 – pada masa Nuruddin Mahmud dan Ibn Asakir.

Beliau juga sempat menyaksikan peristiwa ‘Ain Jalut – sebuah peristiwa penting dalam sejarah Islam tertanggal 3 September 1260 M, dimana ketika itu umat Islam berhasil mengalahkan tentara Moghul, sebuah kekalahan pertama Moghul sejak kepemimpinan Jengis Khan. Lebih lanjut baca wikipedia versi arab, versi indonesia atau di sinaimesir.com

Guru-Guru Beliau;

Sang Imam memulai aktifitas akademiknya di bawah bimbingan kakaknya Abdul Wahhab, dan berhasil menkhatamkan hafalan Quran pada tahun 711 H, atau 10 tahun setelah kelahiran beliau. Dan pada masa itu beliau banyak belajar ilmu dan bahasa dari Ulama-Ulama besar, semisal Ibn Ghaylan (guru al-Quran) dan Lubab Muhammad bin Ja’far (ilmu Qiroah), Abdullah Azzarbandy (Nahwu), dan Al-Hadliriy (ilmu hitung).

Selain para ulama di atas, Imam Ibn Katsir juga belajar dari ulama lain, seperti Ibnu Syuhnah, Ibn Qolansy, pakar dokter Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad bin Tharkhan al-Anshory, Bahauddin Ibn ‘Asakir, ‘Afifuddin al-Âmidy, Barazily, asy-Syaibani, az-Zamalkany, ibn Qadhy Syubhah dan Adz-Dzahabi. As-Subky berkata bahwa, “Pada masa kami terkumpul empat orang Huffazh (ahli Hadits), yang diantara mereka saling melengkapi; Al-Mazzy, al-Barazily, adz-Dzahabi dan Syaikh al-Walid, tidak ada orang kelima yang menyamai mereka di masa kami.”

Salah satu gurunya dan yang paling kita kenal, adalah Imam Ibn Taymiyyah. Bahkan bukan itu saja, Ibn Taymiyyah sendiri sangat kagum dengan beliau, salah satunya dengan menyebut-nyebut nama beliau berulang kali dalam sejarah kehidupan sang Imam. (neilhoja)

0 comments:

Post a Comment